Fb Img 1726909644059
BuserNet.co.idInfo DaerahRamadhan 2024

Puasa Dan Ibadah Di Bulan Ramadhan Sebagai Upaya Penguatan Penurunan Angka Emosional Disorder Pada Remaja

admin
100
×

Puasa Dan Ibadah Di Bulan Ramadhan Sebagai Upaya Penguatan Penurunan Angka Emosional Disorder Pada Remaja

Sebarkan artikel ini
P Img 20240325 Wa0028

BANTEN, busernet.co.id|| Oleh: Yuda Ganda Putra (Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Banten)

Gangguan emosional/ emosional disorder adalah kondisi kesehatan mental yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengelola dan bereaksi terhadap emosi secara sehat. Ini mencakup berbagai kondisi seperti depresi, kecemasan, bipolar, dan gangguan perilaku. Orang dengan gangguan emosional mungkin mengalami fluktuasi emosi yang kuat, kesulitan mengendalikan reaksi emosional, dan gangguan fungsi sehari-hari. Gangguan mental emosional ditandai dengan menurunnya fungsi individu pada ranah keluarga, pekerjaan atau pendidikan, dan masyarakat atau komunitas, selain itu gangguan ini berasal dari konflik alam bawah sadar yang menyebabkan kecemasan. Depresi dan gangguan kecemasan merpakan jenis gangguan mental emosional yang lazim ditemui di masyarakat. (Kurniawan & Sulistyarini, 2016).

Penderita Ini Gangguan emosional/ emosional disorder bisa memengaruhi hubungan sosial, kinerja di tempat kerja atau bahkan di sekolah sekalipun. Penting untuk diingat bahwa gangguan emosional bukanlah hasil dari kelemahan atau kekurangan karakter, tetapi merupakan kondisi medis yang memerlukan perhatian, dukungan, dan pengobatan yang tepat.

Gangguan emosional/ emosional disorder sangat rentan khususnya bagi remaja dan saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut disampaikan oleh seorang pakar yang juga merupakan Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo Dimana saat ini Indonesia berada diangka perevalensi 9,8 % dan Khususnya di Provinsi Banten sendiri lebih tinggi diangka prevalensi 13,96 % yang artinya 1 dari 10 Remaja di Indonesia memiliki ganguan Jiwa (riskesdes-2018). Remaja sangat rentan terhadap gangguan emosional karena mereka sedang mengalami perubahan fisik, sosial, dan emosional yang signifikan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan emosional pada remaja meliputi:

1. Perubahan Hormonal: Pubertas menyebabkan fluktuasi hormon yang dapat memengaruhi suasana hati dan emosi remaja secara keseluruhan.

2. Tekanan Akademis: Tekanan untuk berhasil di sekolah, ujian, dan mencapai harapan orang tua dapat menyebabkan stres berlebihan pada remaja.

3. Perubahan Sosial: Remaja sering mengalami perubahan dalam hubungan sosial mereka, seperti persahabatan, percintaan, dan dinamika kelompok, yang dapat memicu kecemasan dan depresi.

4. Pengalaman Traumatis: Pengalaman traumatis seperti kehilangan orang terkasih, pelecehan, atau kekerasan dapat menyebabkan gangguan emosional pada remaja.

5. Penggunaan Media Sosial: Tekanan untuk tampil sempurna di media sosial dan perbandingan dengan orang lain dapat menyebabkan rendah diri dan kecemasan pada remaja.

6. Gangguan Identitas: Proses pencarian identitas yang khas pada remaja dapat menyebabkan kebingungan, kecemasan, dan depresi.

Penting untuk menyadari gejala gangguan emosional pada remaja dan memberikan dukungan serta bantuan yang sesuai agar terhindar mengingat bahayanya yang sangat dahsyat, seperti diantaranya:

1. Gangguan Fungsi Sehari-hari: Gangguan emosional dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani aktivitas sehari-hari seperti bekerja, menjaga hubungan sosial bahkan dalam proses belajar.

2. Resiko Kesehatan Fisik: Beberapa gangguan emosional, seperti depresi, dapat meningkatkan risiko gangguan fisik seperti gangguan tidur, masalah pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

3. Isolasi Sosial: Orang dengan gangguan emosional cenderung mengalami isolasi sosial karena kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain dan merasa sulit untuk memahami atau diterima oleh orang lain.

4. Peningkatan Risiko Penyalahgunaan Zat: Beberapa orang dengan gangguan emosional mungkin mencoba untuk mengatasi gejala mereka dengan menggunakan obat-obatan terlarang seperti Narkotika atau alkohol, yang dapat menyebabkan penyalahgunaan zat dan ketergantungan.

5. Pemikiran dan Tindakan Bunuh Diri: Orang dengan gangguan emosional, terutama depresi, memiliki risiko lebih tinggi untuk memikirkan atau bahkan mencoba bunuh diri.

6. Penurunan Kualitas Hidup: Gangguan emosional dapat menyebabkan penderita merasa tidak bahagia, tidak puas, dan merasa tidak berarti dalam hidup mereka, yang secara signifikan mengurangi kualitas hidup mereka.

Saat ini Bulan Suci Ramadhan merupakan momentum yang tepat bagi kita semua termasuk remaja untuk berupaya memperbaiki dan menurunkan angka Gangguan emosional/ Emosional Disorder karena di Bulan Suci Ramadhan ini selain banyaknya hikmah dalam berpuasa juga banyak sekali ibadah – ibadah sunnah yang tujuannya tidak hanya untuk ibadah namun sebagai upaya perbaikan diri dan hubungan sosial diantara sesama. Keutamaan ibadah puasa yang kaitannya dengan upaya penurunan gangguan emosional/ emosional disorder diantaranya:

1. Kontrol Diri dan Disiplin: Puasa melibatkan pengendalian diri terhadap keinginan dan kebutuhan fisik, yang dapat membantu mengembangkan disiplin dan kontrol diri. Ini dapat membantu individu dalam mengelola emosi dan mengurangi gejala gangguan emosional seperti impulsivitas dan perilaku merusak.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:183): “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari puasa adalah untuk mencapai takwa, yaitu kesadaran dan ketaatan kepada Allah. Dengan berpuasa, seseorang diajarkan untuk mengendalikan keinginan fisiknya dan mengutamakan kepatuhan kepada Allah.

Kemudian sebuah hadis mengatakan “Puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah, ‘Aku sedang berpuasa” (H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Refleksi dan Introspeksi: Selama bulan puasa atau dalam praktik ibadah lainnya, individu sering meluangkan waktu untuk merenungkan diri, mengevaluasi kehidupan mereka, dan mencari kedamaian batin. Ini dapat membantu mereka memahami dan mengatasi penyebab emosional disorder mereka, seperti stres, trauma, atau konflik internal.

3. Penguatan Hubungan Spiritual: Praktik ibadah seperti berdoa, membaca kitab suci, dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dapat memperkuat hubungan spiritual seseorang. Ini dapat memberikan dukungan emosional dan mental yang penting saat menghadapi tantangan dan stres dalam kehidupan sehari-hari.

4. Solidaritas dan Dukungan Sosial: Puasa sering kali merupakan waktu di mana komunitas keagamaan berkumpul untuk beribadah dan berbagi pengalaman. Ini menciptakan rasa solidaritas dan dukungan sosial yang dapat membantu individu merasa didukung dan diterima, mengurangi rasa kesepian dan isolasi yang dapat memperburuk gangguan emosional.

5. Praktik Kesehatan Mental: Beberapa praktik ibadah, seperti meditasi, zikir, atau dzikir, dapat memiliki efek menenangkan pada pikiran dan tubuh. Ini mirip dengan teknik relaksasi yang digunakan dalam terapi kognitif perilaku, yang telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala gangguan emosional seperti kecemasan dan depresi.

Firman Allah dalam surat Ar-Rad ayat 28 dijelaskan: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”

dan sebuah hadis dari ” Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Berpuasalah niscaya kalian akan sehat.” (Hadis diriwayatkan Ath Thabrani dalam Mu’jam al Awsath).

Sehingga dalam momentum bulan Ramadhan ini, merupakan momentum yang sangat baik bagi setiap remaja, khususnya yang beragama muslim untuk terus meningkatkan frekuensi jenis Ibadah baik wajib maupun sunnah serta meningkatkan pula kekhusuannya sehingga apa yang dijanjikan Allah atas manfaat dan keberkahan hadirnya Bulan Ramadhan dapat kita peroleh di hari yang Fitri sebagai sebuah hari kemenangan untuk diri sendiri yaitu untuk memperbaiki jiwa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *