Scroll untuk baca artikel
Img 20241122 Wa0045
BuserNet.co.id

BKKBN RI Bekali TPK Guna Dukung Tekan Angka Zero Doce Imunization Di Kabupaten Lebak 

busernett88
49
×

BKKBN RI Bekali TPK Guna Dukung Tekan Angka Zero Doce Imunization Di Kabupaten Lebak 

Sebarkan artikel ini
Img 20241016 001525

Lebak Banten, Busernet.co.id || BKKBN RI melalui Perwakilan BKKBN Provinsi Banten dan bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Lebak kerahkan pasukan Tim Pendamping Keluarga (TPK) guna mendukung gerakan tekan angka Zero Doce Imunization (ZDI) di Kabupaten Lebak dengan menggelar Orientasi Pendampingan TPK Dengan Pengukuran dan pendampingan TPK melalui Tema Zero Doce Imunization, Selasa (15/10/2024) di Hotel Bumi Katineung Rangkasbitung.

Diketahui bersama bahwa Zero dose immunization adalah kondisi di mana seorang anak tidak menerima dosis apapun dari vaksin dasar yang direkomendasikan pada usia tertentu. Vaksin dasar ini meliputi vaksin BCG, polio, pentavalen, dan vaksin campak. Anak-anak yang tidak menerima vaksin dasar ini disebut sebagai zero dose children. Pemberian imunisasi dasar sangat berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang bayi. Apabila anak memiliki status kesehatan kurang baik maka anak akan mengalami perlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang mengalami penyakit kronis akan menyebabkan berkurangnya kemampuan anak untuk berkembang.

Kegiatan tersebut diawali oleh Sambutan Kepala DP3AP2KB dan dibuka secara resmi oleh Ketua Tim Lini Lapangan (Linlap) Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, adapun yang menjadi peserta adalah para TPK yang berasal dari lima kecamatan diantaranya Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Warunggunung dan Leuwidamar dengan total jumlah sebanyak 100 orang.

Abdul Rohim selaku Kepala DP3AP2KB Kabupaten Lebak dalam sambutannya memaparkan tentang data angka Zero Dose, dia mengatakan bahwa jumlah Zero Dose anak yang belum mendapat imunisasi sepanjang 2018-2023 mencapai 1,8 juta anak di seluruh Indonesia serta kemenkes menargetkan zero-dose dapat berkurang minimal 25 % di tahun 2024.

Selanjutnya Abdul Rohim mengutarakan bahwa untuk dapat mewujudkan Lebak Zero New Stunting dan menurunkan Zero Dose tersebut, penguatan peran serta mitra kerja dan stakeholder menjadi hal yang sangat penting dan mutlak adanya karena upaya tersebut tidak dapat dilaksanakan oleh satu atau dua sektor saja, tetapi melibatkan banyak pihak yang melaksanakan setiap intervensi konvergen secara terintegrasi dan berkesinambungan.Img 20241016 001514

Ditempat yang sama, Ubang Sobari selaku Ketua Tim Linlap Perwakilan BKKBN Banten ketika diwawancara mengenai kenapa memilih TPK dalam mendukung tekan angka Zero Dose tersebut, dia menyampaikan bahwa sudah sangat tepat sekali membekali TPK karena TPK lah yang paling tahu semua kondisi sosial di masyarakat termasuk di dalam nya siapa saja Balita/Baduta yang sama sekali belum mendapatkan dosis apapun dalam imunisasi, “Mereka tinggal dan bergaul bersama dengan masyarakat sehingga mereka akan tau siapa saja yang belum pernah sama sekali diimunisasi sehingga perlu dibekali mengenai materi Zero Dose dan cara berkomunikasi untuk mengajak para orang tua agar anaknya diberikan imunisasi” Tuturnya.

Selanjutnya Ubang berharap dengan adanya kegiatan tersebut capaian imunisasi di Lebak bisa mencapai angka diatas 100 persen, selain itu dia berharap pihak Bank Dunia (World Bank) selaku pendonor biaya kegiatan dapat mengadakan kegiatan tersebut di semua kabupaten/kota di Banten sehingga bisa mendorong capaian target penurunan angka Zero Dose di Banten.

Sementara itu Yunita selaku perwakilan dari Direktorat Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN RI ketika diwawancara disela-sela kegiatan manyampaikan bahwa kegiatan ZDI diselenggarakan di 17 provinsi prioritas, Banten adalah salah satu yang masuk provinsi prioritas tersebut. Selanjutnya dia menyampaikan kenapa Lebak dan Kabupaten Serang dipilih sebagai lokasi kegiatan karena kepatuhan imunisasi bayi nya masih rendah yakni di bawah 90%.

Senada dengan Ubang, Yunita mengutarakan bahwa dipilihnya TPK dalam gerakan ini adalah sudah sangat tepat, “Kita berharap mereka (TPK-red) bisa melakukan pendekatan kepada para orang tua dan bisa merubah mindset atau pola pikir orang tua yang tadinya tidak mau anaknya di imunisasi menjadi mau”, ucapnya.

Yunita menambahkan bahwa dengan meningkatnya imunisasi maka daya tahan bayi akan lebih kuat, daya tahan lebih kuat maka beberapa potensi anak menjadi stunting bisa dicegah. Ditambahkan Yunita bahwa selain kegiatan untuk TPK masih ada kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya di hari kedua yakni Sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan terhadap Calon Pengantin (Catin).

Img 20241021 Wa0072(2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *