Mario
BuserNet.co.id

Aksi Kekerasan Terhadap Wartawan Terjadi, di SMA Negeri 7 Wajo

admin
132
×

Aksi Kekerasan Terhadap Wartawan Terjadi, di SMA Negeri 7 Wajo

Sebarkan artikel ini
P Img 20240227 Wa0121

Wajo Sulawesi-Selatan, Busernet.co.id || Telah Terjadi Kekerasan Terhadap Wartawan

Kabupaten wajo, pengeroyokan yang di lakukan oleh satpam dan staf sekolah sma negeri 7 wajo, saat wartawan jurnal8. com ingin melakukan konfirmasi dan klarifikasi ke kepala sekolah sma negeri 7 Wajo Amiruddin Senin (26/02/2024)

Korban pengeroyolan andi Huzaifah (31), Andi syahrul syawal (23) menjelaskan kronologis kejadian saat dirinya ingin lakukan konfirmasi kepada kepala sekolah sma negeri 7 terkait adanya keluhan orang tua siswa tentang dugaan pungutan tahunan yang nilainya bervariasi, mulai satu juta rupiah hingga dua juta lima ratus ribu rupiah.

Namun seperti minggu lalu kasek tidak berada di Sekolah, satpam sekolah Wahyu dengan nada kasar dan kurang bersahabat mengatakan “Kasek Keluar ki” sembari bertanya “kenapa kamu masukan saya sebagai narasumber pada pemberitaan “Kasek diduga urus caleg, diminta bawaslu dan disdik diminta tegas” di jurnal8. com 2024/02/16.

Menurut wahyu “berita yang tayang berdasarkan penyataan satpam sekolah Wahyu, akan tetapi setelah berita di tayangkan wahyu menyangkal hal tersebut” wahyu mengatakan tidak pernah berkata seperti itu, padahal saat diwawancara kami bertiga di depan gerbang sekolah.

Kepala Biro Wajo jurnal8 Andi Sheva didampingi Andi Syawal tidak terlalu menanggapi dan menyarankan untuk membantah pernyataan tersebut sambil menanti kami kembali untuk konfirmasi kepada kepsek terkait dugaan pungutan tersebut.

Andi syawal menegaskan “memang wahyu yang berkomentar saat itu kepada, kami pada saat kami datang waktu itu, kalau bapak merasa tidak terima silahkan memberikan klarifikasi tapi jangan dengan nada tinggi sambil menunjuk-menujuk ke wajah kami”

Andy Syawal berusaha menjelaskan ke pak Wahyu bahwa kedatangan kami ke sekolah secara baik- baik bahkan sebelum nya kami melapor ke bapak sebagai security, tapi sambutan bapak seperti kurang bersahabat dengan kami sebagai awak media.

Lanjut dijelaskan syawal, “Wahyu saat itu menjawab dengan lantang, ” Kenapa kalau saya tunjuk-tunjuk ki” yang disaksikan banyak siswa sekolah yang sedang berkumpul, seharusnya hal tersebut tidak layak di perlihatkan oleh seorang penjaga sekolah dan terkesan ingin mempertontonkan arogansi terhadap para siswa didik di sekolah tersebut”.

Tak sampai disitu di sela-sela perbincangan kami, salah seorang oknum satpam bernama ruslan berkata kepada Wahyu tunggu pergika dulu panggil Asdar, tak lama berselang datanglah Asdar dengan stelan safari coklat dengan nada tinggi sambil menunjuk kearah kami. ”Kenapa kamu naikan di media bahwa security yang bilang kalau kasek sibuk urus caleg”

Andi Sheva hanya menjawan “sabar ki, anda siapa berbicara dalam hal berita yang tayang sedangkan kita sendiri tidak ada kaitan nya dalam pemberitaan tersebut.

”Saya Asdar dan Wahyu mau ko apa ‘ telaco’ sambil emosi dan maju mendekat, Wahyu kemudian mencekik leher Andi Sheva sambil melontarkan kata-kata tak pantas dengar nada tinggi sehingga sebagian siswa pada geleng-geleng kepala.

Pada saat itu, Andi Sheva mencoba menenangkan mereka dengan mengatakan tugas wartawan hanya pencari berita dan dilindungi Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers dan jangan ada yang mencoba memukul sebab saya pasti akan melaporkan kalian ke aparat kepolisian.

Wahyu dan Asdar yang sudah kerasukan setan dengan lantang mengatakan “laporkan saja dan apa itu Undang-Undang ‘Telaco” sambil mencoba menarik paksa Andi Sheva masuk kedalam halaman Sekolah, sambil melayangkan pukulan ke arah Andi Sheva, Wahyu dan Asdar dengan beringas memukul sehingga yang lain ikut juga memukul.

Menurut Andi Sheva, ” Saya akan laporkan penganiayaan terhadap saya, ada beberapa pukulan yang mendarat di tubuh saya, banyak orang yang memukul tapi yang saya liat jelas hanya si kembar asdar dan wahyu yang mengaku bersaudara bahkan mereka berdua sempat melemparkan batu besar kearah saya, saya langsung keluar dari pagar” Jelas Andi Sheva yang didampingi anggota Wartawan nya

Namun saat kejadian beberapa wartawan sempat mengambil gambar dan video sehingga percakapan saat itu sangat jelas terdengar “, beber Andi Sheva.

Kejadian tersebut menunjukkan bahwa Kepala Sekolah terkesan memelihara ‘preman’ untuk menghalangi tugas wartawan maupun LSM untuk melindungi praktek pungutan liar diSekolah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *