Mario
Pendidikan

Tentang Al-Qur’an dan corak penafsiran nya

busernett88
81
×

Tentang Al-Qur’an dan corak penafsiran nya

Sebarkan artikel ini
Img 20240804 Wa0074

Majalengka, busernet.co.id // Alquran yang pertama kali dikenal oleh kalangan masyarakat abad 15 adalah salah satu dari kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala sebagai petunjuk untuk umat manusia untuk memberi jawaban atau putusan hukum terhadap perbedaan-perbedaan atau program-program yang mereka hadapi walaupun diantara sekian banyak ayatnya menggambarkan situasi dan kondisi masyarakat tertentu atau bahkan menceritakan kasus-kasus pribadi antara lain mereka yang hidup antara tahun 610 sampai 632 masehi semua itu tidak menghalangi fungsi pokok seperti dinyatakan di atas hal ini karena pemaparan kasus-kasus khusus yang dinyatakan dan semua ayatnya adalah dalam rangka penghayatan dan pengamalan masyarakat percontohan yang dijadikan pilot proyek Tuhan

Alquran dalam sekian banyak ayatnya mengecam orang-orang yang tidak memperhatikan kandungannya dan juga mengancam orang-orang yang hanya mengikuti tradisi lama tanpa alasan yang logis di samping menganjurkan agar umat Islam berpikir mengamati dan mengambil pelajaran dari pengalaman generasi-generasi umat terdahulu
Alquran mengandung berbagai dimensi aqidah hukum akhlak ekonomi politik kemasyarakatan seni ilmu pengetahuan dan lain sebagainya begitu juga Alquran banyak berbicara tentang berbagai objek realitas Tuhan alam semesta serta manusia semua itu merupakan kenyataan gambang yang dapat diamati oleh setiap orang yang ingin menelaah Alquran di pihak lain Alquran sendiri menegaskan bahwa Alquran diturunkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam rangka memberi rahmat dan hidayah bagi manusia pada umumnya, dan umat Islam pada khususnya dengan demikian ajaran yang berdimensi banyak dan pembicaraan dalam ragam realitas tentunya tidak dilepaskan dari tujuan utama
kemudian perbedaan hasil pemikiran manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari bukan hanya disebabkan oleh perbedaan tingkat kecerdasan manusia atau latar belakang pendidikan seseorang tetapi juga karena secara sadar atau tidak sadar pemikiran dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa sejarah politik dan pemikiran orang lain yang berkembang pula serta kondisi masyarakatnya.

Demikian pula tafsir Quran sebagai usaha memahami dan menerangkan maksud kandungan ayat-ayat suci Alquran telah mengalami perkembangan yang cukup variatif .

Sebagai hasil karya manusia terjadinya keanekaragaman dalam corak penafsiran adalah hal yang tak bisa terhindarkan berbagai faktor dapat menimbulkan keragaman corak itu perbedaan kecenderungan interest dan motivasi yang dikuasai perbedaan masa dan lingkungan yang mengitari ini menimbulkan berbagai corak penafsiran kemudian berkembang menjadi aliran tafsir yang bermacam-macam.

Para ulama dan cendekiawan muslim ketika berhadapan dengan ayat-ayat Alquran dalam langkah memetik kandungannya melalui tafsirnya yang mereka lakukan tentu tidak dapat melepaskan diri dari prinsip yang melatarbelakangi di atas hal ini merupakan interpretasi dari keragaman corak metode dan hasil penafsiran mereka masyarakat muslim pada masa hidupnya nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam merasa cukup dengan penjelasan-penjelasan yang diberikan nabi shallallahu alaihi wasallam namun setelah nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam wafat dan timbulnya perkembangan baru dalam masyarakat mereka berusaha mencari jawaban-jawaban dari Alquran amtara lain melalui pernyataan-pernyataan mereka yang diajukan kepada pemeluk-pemeluk Islam yang sebelumnya beragama Yahudi dan Nasrani atau dasar bahwa pengetahuan tentang kitab suci melebihi pengetahuan org Arab yang baru mengenalnya melalui Alquran apa yang di mereka lakukan ini merupakan ayat-ayat yang mengandung kisah-kisah orang-orang Bani Israil dalam tafsir Alquran

Menurut haji Muhammad Quraish Shihab perubahan-perubahan sosial yang melatarbelakangi munculnya salat penafsiran ini disebabkan pertama percaturan politik yang kedua keislaman sekian banyak penganut agama dari berbagai bangsa dan aliran yang ketiga kelemahan menghayati keindahan bahasa Arab atau menggunakan secara baik penerjemahkan kitab-kitab filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab perkembangan aliran tasawuf baik sebagai jawaban terhadap penggunaan logika secara bebas dari pengganggung filsafat atau akibat kejenuhan kepada materialisme atau kompensasi atau keterbelakangan umat yang kelima kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dengan segala akibatnya baik fisik maupun psikis ke-6 kebutuhan alternatif baru dalam menghadapi program kemanusiaan.

Semua semua itu telah memberikan dampak yang sangat besar dalam perkembangan tafsir dan menimbulkan berbagai corak kemudian berkembang menjadi aliran tafsir yang bermacam-macam menurut catatan syekh al-mawi jika ditinjau dari sudut metode sampai kini terdapat 4 aliran utama tahrili,ijmali,muqorin dan maudhui
Dalam salat tahili terdapat beberapa aliran diantaranya al matsur royi shufi fiqhi falsafi Ilmi dan adabi ijtimai
Keanekaragaman tersebut tidak dapat dihindari dan tentunya dapat menimbulkan kekeliruan pemahaman karena seperti telah dijelaskan di atas setiap pemikir dipengaruhi oleh sekian banyak faktor sementara perincian faktor tersebut berbeda-beda di pihak lain semakin jauh jarak antara seseorang yang merinci faktor pengaruh pemikiran yang lain itu semakin jauh pula jarak hasil pemikiran sendiri dengan pemikiran orang lain yang mencermatinya sementara itu titik tolak perbedaan pokok dalam penafsiran Alquran antar cendekiawan muslim dan non muslim terletak pada keimanan seseorang muslim melakukan upaya penafsirannya tentu didasari oleh titik tolak iman dan dengan nuansa jiwa tersendiri bagi non muslim semacam orientalis mereka tidak mempunyai ikatan batin sama sekali.

dengan Alquran mereka menerapkan kebiasaan ilmiah yang bertolak dari keraguan dan keasingan sesuatu untuk menemukan kebenaran ilmiah
Oleh karena itu tidak heran apabila para orientalis menganggap bahwa penampilan Alquran yang dilakukan oleh para musafir muslim modern ini tetap bersifat apa logo tik yang sukar mereka terima bahkan para orientalis tidak merasa selingkuh tidak menyetarakan proses turun dan tersusunnya Alquran ini dengan proses kreatif yang dimiliki seorang shakes peare bagi mereka Muhammad itu hidup di lingkungan masyarakat Arab tentu dipengaruhi oleh konsepsi dan budaya Arab yang sudah ia kenal dan Hayati dan itulah yang mewarnai isi Alquran namun demikian kuat mengakui juga bahwa telaah tentang Alquran masih akan terus berlangsung baik dilakukan oleh cendekiawan muslim maupun non muslim kini Dan di masa yang akan datang
Bagi seorang muslim ia tidak dapat menghindari diri dari keterkaitan dari Alquran seorang muslim menelaah Alquran tidak hanya mencari kebenaran ilmiah tetapi dari itu adalah mencari isi kandungan Alquran untuk pegangan dan petunjuk kehidupannya baik di dunia maupun di akhirat oleh karena itu sekalipun mengandung muatan-muatan ajaran akidah hukum dan ilmu pengetahuan sebagaimana telah dijelaskan di atas sistematika penulisan Alquran tidak sebagaimana lazimnya sistematika ilmiah misalnya terdiri atas bab bab baik bab pendahuluan pembahasan maupun bab kesimpulan hal ini jelas bahwa Alquran bukan buku ininya melainkan kitab suci yang diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *