MAROS, busernet.co.id || Di tengah badai janji politik yang seringkali menjadi angin surga, warga Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, memilih untuk bersatu dan mengambil tindakan nyata.
Mereka mendeklarasikan dukungan untuk kotak kosong dalam Pilkada Maros 2024 sebagai bentuk kekecewaan mendalam terhadap pemerintah daerah, khususnya terkait krisis air bersih yang terus melanda.
“Kami hidup di atas tanah yang kering, tanah yang selalu menjadi komoditas politik. Kini, kami memilih kotak kosong sebagai bentuk perlawanan,” tegas Abdul Azis, Koordinator Barisan Solidaritas Kotak Kosong Bontoa (Basoka), saat deklarasi penuh semangat pada Senin (28/10) di sebuah kafe di Bontoa.
Azis menyuarakan kegundahan warga yang merasa hanya menjadi alat kampanye, sementara masalah mereka tidak kunjung teratasi.
“Politisi hanya datang untuk meminta suara kita. Setelah itu, janji-janji mereka lenyap bersama waktu. Dan kini, mereka kembali datang dengan janji yang sama,” ujar Azis, mengingatkan warga akan siklus janji-janji yang tidak pernah ditepati.
Deklarasi ini juga disertai ajakan terbuka untuk melawan pasangan calon tunggal Chaidir Syam-Muetazim Mansyur (CS-TA) yang didukung seluruh partai politik di Maros.
Tambang Ilegal di Maros Diduga Beroperasi Tanpa Izin, Warga Terancam!
Azis dan warga lainnya berharap, jika kotak kosong menang, Pilkada Maros bisa diulang, membuka jalan untuk hadirnya pemimpin yang lebih berpihak pada rakyat.
Warga Bontoa kini bertekad menjadikan kotak kosong sebagai simbol perjuangan mereka, seruan untuk perubahan yang sejati, bukan sekadar janji.