Scroll untuk baca artikel
Uncategorized

Kontroversi Pemecatan Siswa di SMU Negeri 9 Bulukumba: Keluarga Meminta Evaluasi

busernett88
35
×

Kontroversi Pemecatan Siswa di SMU Negeri 9 Bulukumba: Keluarga Meminta Evaluasi

Sebarkan artikel ini
Img 20241024 Wa0098

BULUKUMBA, Busernet.co.id || Seorang siswa SMU Negeri 9 Bulukumba terancam putus sekolah setelah dikeluarkan oleh pihak sekolah. Berdasarkan keterangan keluarga, total ada lima siswa yang diberhentikan dan kini menghadapi risiko kehilangan akses pendidikan.

Dua dari lima siswa tersebut berada di kelas 12, sementara tiga lainnya duduk di kelas 10. Semua siswa dinyatakan telah dikeluarkan dari sekolah.

Salah satu keluarga siswa menyampaikan harapannya agar kepala sekolah dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan terkait masa depan para siswa.

“Kami berharap Kepala Sekolah SMU Negeri 9 Bulukumba tidak serta-merta mengeluarkan siswa tanpa melalui pertimbangan matang atau diskusi dengan orang tua. Setidaknya, mereka seharusnya mendapatkan teguran atau pembinaan terlebih dahulu,” ujar salah satu perwakilan keluarga.

Menurutnya, jika teguran atau pembinaan telah diberikan dan siswa masih melakukan pelanggaran, barulah tindakan tegas seperti pemindahan ke sekolah lain bisa dipertimbangkan.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Triganusa Nusantara Indonesia turut mengecam keputusan kepala sekolah yang dinilai terburu-buru, tanpa melakukan koordinasi dengan orang tua atau pihak terkait.

“Terutama bagi siswa kelas 12 yang sudah menjelang kelulusan, tindakan pengeluaran harus sangat dipertimbangkan. Berdasarkan informasi dari orang tua, belum ada teguran tertulis atau rapat yang melibatkan keluarga siswa,” ungkap Ketua PAC.

Ia juga menilai langkah yang diambil kepala sekolah seolah-olah seperti “main hakim sendiri” tanpa melalui proses evaluasi yang tepat. “Kami mengutuk keras tindakan tersebut,” tambahnya.

Di sisi lain, Kepala Sekolah SMU Negeri 9 Bulukumba, Sahabuddin, S.Pd., M.Si., membantah bahwa ia mengeluarkan siswa-siswa tersebut. Melalui pesan WhatsApp, Sahabuddin menjelaskan bahwa kelima siswa itu dipindahkan ke sekolah lain dengan bantuan guru Bimbingan Konseling (BK).

“Terkait siswa tersebut, kami tidak mengeluarkan mereka, melainkan memindahkan mereka dengan bantuan guru BK yang mencarikan sekolah alternatif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Sahabuddin mengungkapkan bahwa alasan pemindahan siswa adalah keterlibatan mereka dalam pesta minuman keras (miras) di halaman sekolah pada Sabtu malam pekan lalu. Kejadian ini menjadi sorotan setelah foto-foto pesta tersebut diunggah ke media sosial.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi melalui UPT Wilayah V, saat dihubungi via WhatsApp, mengaku belum menerima informasi terkait siswa yang dikeluarkan dari sekolah.

“Saya belum mendapat laporan dari kepala sekolah. Jika memang ada siswa yang dikeluarkan, harus mengikuti prosedur yang jelas dan tidak boleh sembarangan. Saya akan segera berkoordinasi dengan pihak sekolah terkait masalah ini,” ujarnya.

Perkembangan lebih lanjut dari kasus ini masih ditunggu, dengan harapan akan ada solusi yang menyelamatkan masa depan para siswa

Img 20241021 Wa0072(2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *