Serang Banten, Busernet.co.id || GenRe (Generasi Berencana) Indonesia adalah wadah berkumpulnya remaja Indonesia yang memiliki tujuan untuk menciptakan generasi bangsa yang sehat secara fisik dan mental. GenRe Indonesia telah menjejaring seluruh remaja Indonesia yang dibuktikan dengan keberadaan GenRe Indonesia yang tersebar di 34 Provinsi melalui Forum GenRe Provinsi, terdapat pada 416 Kabupaten/Kota melalui Forum GenRe Kabupaten/Kota, serta memiliki lebih dari 30.000 PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja) pada level sekolah (SMP/SMA), universitas, dan masyarakat. Selain itu, dalam mengedukasi, mengadvokasi, dan memberdayakan remaja, GenRe Indonesia memiliki sosok frontliner yang disebut sebagai Duta GenRe yang secara struktural berada di level nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan sekolah/universitas yang setiap tahunnya dipilih untuk memberikan kebermanfaatan bagi remaja lainnya.
Remaja Indonesia yang beragam memberikan makna pada kalimat yang selalu digaungkan dalam modul GenRe Indonesia “Modul Tentang Kita” untuk memahami Beda itu Biasa. GenRe Indonesia selalu berusaha untuk menjadi wadah yang inklusif untuk seluruh remaja di Indonesia. Inklusi adalah proses dimana setiap orang (terlepas dari jenis kelamin, usia, disabilitas, serta afiliasi dan preferensi pribadi), dapat mengakses dan berpartisipasi penuh dalam segala aspek masyarakat seperti anggota masyarakat lainnya. Inklusi dapat diartikan sebagai kombinasi dari partisipasi dan akses. Akses dapat meliputi akses fisik, akses informasi, akses peluang layanan dan area lainnya. Memastikan terciptanya inklusi memerlukan pemahaman dan identifikasi terhadap siapa dan mengapa sebagian orang mungkin dikecualikan, secara aktif mendobrak hambatan terhadap akses dan partisipasi, serta menyediakan akomodasi yang memungkinkan untuk semua pihak.
GenRe Indonesia memberi ruang bagi seluruh remaja untuk memiliki akses yang sama menjadi Role Model, memperluas kesempatan para remaja untuk dapat mengakses informasi, pendidikan dan konseling kesehatan reproduksi, seksual, gizi, serta perencanaan kehidupan berkeluarga untuk teman sebayanya, untuk itu sangat diperlukan kegiatan positif untuk mengapresiasi remaja yang memiliki keistimewaan sehingga mendapatkan akses yang sama, dalam hal tersebut BKKBN RI melalui GenRe Indonesia memberi kesempatan remaja disabilitas untuk mengikuti Apresiasi Duta GenRe Inklusi Tingkat Nasional.
Berdasarkan informasi dari Panitia, proses kegiatan apresiasi tersebut dilakukan sejak tanggal 26 Juli 2024 sampai dengan 2 September 2024 dengan tahapan proses yang harus dilalui oleh setiap peserta diantaranya, Pendaftaran, Seleksi Berkas, Pengumuman Seleksi Berkas dan Wawancara Top 10
Hasil penilai Dewan Juri yang terdiri dari Dithanrem BKKBN RI, Pengurus Nasional GenRe Indonesia dan Duta GenRe Indonesia 2023, bertempat di Hotel Prime Palaza Sanur Bali melalui gelaran Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja Genre Nasional (Adujaknas) tanggal 17 -21 September 2024 telah menobatkan Fedya Jelila dari PIK R Yarfin Kota Tangsel Provinsi Banten sebagai Terbaik 1 Duta Genre Inklusi 2024. Penghargaan diserahkan langsung oleh Plh Kepala BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto kepada Jelila dengan penuh suasana keharuan.
Fedya Jelila adalah remaja disabilitas (tuna netra) berusia 18 tahun yang telah berhasil dibentuk untuk menjadi sosok remaja yang bisa menyuarakan hak hak kelompok rentan khususnya memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja, perencanaan masa depan dan inklusivitas dikalangan generasi muda.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, Rusman Efendi ketika diwawancara, Kamis (19/09/2024) menyatakan kebanggaaannya karena dari Banten bisa menjadi Juara Pertama Duta Genre Inklusi. “Harapan kami, Fedya bisa menjadi sosok remaja yang bisa menginspirasi remaja Indonesia khususnya program generasi berencana dan menciptakan lingkungan yang berkeadilan dalam merencanakan masa depan tanpa terkecuali’, ucap Rusman.
Masih menurut Rusman, BKKBN Banten bersama Forum Genre Indonesia Banten adalah yg pertama kali membentuk PIK R untuk remaja disabilitas dan pertama di Indonesia. Hal ini menurutnya sebagai upaya bahwa para disabilitas khususnya remaja berhak untuk mendapatkan hak hak kesehatan reproduksi.
