Mario
Pendidikan

Orang Tua Durhaka

busernett88
59
×

Orang Tua Durhaka

Sebarkan artikel ini
Img 20240805 Wa0349

Majalengka, busernet.co.id // Selama ini beberapa dari kita hanya mendengar mengenai doktrin dosa yang sangat besar durhaka kepada kedua orang tua dan disuguhi berbagai macam kisah-kisah karma anak durhaka seperti halnya Malin Kundang dll.

Durhaka kepada orang tua memang dosa besar dan sudah tidak aneh kita ketahui. Banyak penjelasan-penjelasan mengenai itu, baik dalam ayat alquran maupun dalam berbagai macam hadits. Namun, seolah-olah seorang anak seperti didiskriminasi.

Padahal tidak hanya anak saja yang mempunyai kewajiban terhadap orang tua. Akan tetapi orang tua juga punyai kewajiban terhadap anak yang disebut hak-hak seorang anak atas orang tua.

Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya tidak bisa dipukul rata disebabkan karena kesalahan anak saja.

Tapi, orang tua sendiri juga sebenarnya secara tidak sadar ikut turun tangan dalam membetuk karakter anak durhaka, yaitu dengan tidak memenuhi kewajiban mereka sebagai orang tua.

Yang mana bila kewajiban itu tidak dipenuhi, maka orang tua diklaim sebagai orang tua yang durhaka.

Anak itu adalah titipan Tuhan yang wajib untuk dijaga.

Lalu apa saja kah kewajiban orang tua kepada anaknya yang harus ditunaikan? Kewajiban tersebut di antaranya adalah memberi nama yang baik, memberikan pengajaran pendidikan dan menikahkan.

152 – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْفَضْلِ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، عَنْ حَسَنِ بْنِ عِمَارَةَ، عَنْ مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى، عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ , أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: ” مِنْ حَقِّ الْوَلَدِ عَلَى الْوَالِدِ ثَلَاثَةُ أَشْيَاءَ: أَنْ يُحْسِنَ اسْمَهُ إِذَا وُلِدَ، وَيُعَلِّمَهُ الْكِتَابَ إِذَا عَقَلَ، وَيُزَوِّجَهُ إِذَا أَدْرَكَ ”

“Telah menceritakan kepadaku, Muhammad bin al-Fadli telah menceritakan kepadaku, Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepadaku, Ibrohim bin Yusuf, telah menceritakan kepadaku Abu Mu’awiyah dari Hasan bin Imaroh dari Muhammad bin Abdur Rohman bin Abi Laili daei Isa bin Tholhah dari Abu Huroiroh Ra. Bahwa Nabi Saw. Bersabda; termasuk dari hak seorang anak dari orang tuanya(kewajiban orang tua atas anak) adalah tiga perkara, yaitu:

Memberikan nama yang baik saat telah dilahirkan, mengajarkan kitab jika berakal, dan menikahkannya jika dia sudah menemukan(pasangannya.).”

Tugas pertama orang kepada anaknya setelah lahir adalah memberi nama yang bagus dan juga baik. Ironisnya kebanyakan orang tua memberikan nama pada anaknya dengan nama-nama yang sepintas bagus, tapi tidak bermakna baik.

Malah beberapa ada yang memilihkan nama dari pemeran film yang entah artinya apa, baik itu nama asli pemerannya ataupun nama karakter yang diperankan.

Yang kedua adalah memberikan pengajaran alquran kepada anak. Alquran adalah petunjuk yang sangat lengkap bagi seluruh Makhluq. Jika seorang anak tidak diajari tentang nilai-nilai baik; akhlaqul karimah, etika, sopan santun dan larang-larangan perkara yang mungkar. Lalu darimana anak akan bisa berbakti kepada orang tua?

Memanglah tidak semua orang tua bisa mengajari alquran. Tapi, itu tetap wajib. Jika orang tua tidak bisa, maka mintalah bantuan orang lain. Masukkan anak ke pesantren, madrasah dan lain sebagainya.

Yang ketiga adalah menikahkan anaknya. Jika seorang anak sudah ingin menikah, namun orang tuanya tidak kunjung menikahkan, sedangkan dia mampu. Sehingga anaknya berbuat zina.

Maka, si orang tua juga mendapat dosa zina anaknya. Sebagaimana yang disebutkan oleh Nabi dalam satu haditstnya.

Di samping itu, orang tua juga perlu memahami karakter anak dengan tidak memerintahkan suatu hal yang sekiranya anak akan menolak, sehingga si anak menjadi seorang anak yang durhaka.

153 – وَرَوَى الشَّعْبِيُّ , عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ: «رَحِمَ اللَّهُ وَالِدًا أَعَانَ وَلَدَهُ عَلَى بِرِّهِ» يَعْنِي لَا يَأْمُرُهُ بِأَمْرٍ يَخَافُ مِنْهُ أَنْ يَعْصِيَهُ فِيهِ.

“Diriwayatkan dari Assya’biy dari Nabi Saw. Beliau bersabda; Allah mengasihi orang tua yang menolong anaknya untuk berbakti kepadanya.”

وَرُوِيَ عَنْ بَعْضِ الصَّالِحِينَ أَنَّهُ كَانَ لَا يَأْمُرُ ابْنَهُ بِأَمْرٍ، وَكَانَ إِذَا احْتَاجَ إِلَى شَيْءٍ يَأْمُرُ غَيْرَهُ.
فَسُئِلَ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ أَنِّي لَوْ أَمَرْتُ ابْنِي بِذَلِكَ يَعْصِينِي فِي ذَلِكَ، فِيَسْتَوْجِبَ النَّارَ، وَأَنَا لَا أُحْرِقُ ابْنِي بِالنَّارِ.

“Diriwayatkan dari sebagian orang-orang sholih bahwa mereka tidak menyuruh anaknya untuk melakukan suatu hal dan tatkala dia butuh sesuatu, maka mereka akan menyuruh orang lain untuk melakukannya. Ketika hal tersebut ditanyakan, mereka menjawab:

Aku khawatir jika aku menyuruh anakku melakukan suatu hal dia akan durhaka kepadaku(tidak menyanggupi perintah orang tua) sehingga dia harus masuk ke dalam Neraka, sedangkan aku tak mau membakar anak di dalam Neraka.”

[أبو الليث السمرقندي ,تنبيه الغافلين بأحاديث سيد الأنبياء والمرسلين للسمرقندي ,page 131]

والله أعلم بالصواب

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *