Majalengka, busernet.co.id // Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Hadis qudsi apabila seorang hambaku merencanakan hama untuk melakukan suatu kejahatan janganlah kalian tuliskan satu ke dosa atasnya tetapi apabila dilaksanakan barulah tuliskan satu kejahatan dan apabila akan melakukan satu kebajikan lalu tidak dilaksanakannya tulislah satu kebajikan tetapi jika dilaksanakan maka tulislah 10 kebajikan.(HR abu Dawud).
Dalam hadis di atas terdapat kata hama maksudnya berkehendak dan bersiap untuk mengerjakan jadi kata hama atau alhamu itu merupakan kecenderungan batin yang mengandung unsur kepastian Karena itulah kami mencoba menyalinnya dengan kata merencanakan untuk melakukan oleh karena ada unsur kepastian itulah maka terjadi seperti yang tersebut dalam Hadis qudsi di atas.
Ada 6 jenis kecenderungan batin pada manusia yaitu sebagai berikut yang pertama ada hadis nafsi yaitu rintasan-lintasan dalam batin yang kedua ada hajis yaitu suara Sukma yang lebih menonjol dan lebih kuat daripada lintasan batin yang ketiga khatir yaitu hajis yang sering menonjol dalam hati.
Yang keempat Alhamu yaitu kecenderungan batin yang sudah mengandung unsur kepastian untuk dilaksanakan namun pelaksanaan nya masih dalam tingkat keraguan yaitu maksud pelaksanaannya sudah kuat atau lebih kuat dari alhammu yaitu tidak ragu-ragu lagi untuk memulai melaksanakan maksudnya.
Para ulama sepakat bahwa ketiga macam kecenderungan batin yang pertama 123 tidak atau belum dikenai sesuatu hukum seperti yang dimaksud dalam Hadis qudsi di atas pada tahap 3 terakhir itulah baru dikenai hukum yang tersebut dalam Hadis qudsi di atas.
