TAKALAR, busernet.co.id // Bahan Bakar Minyak (BBM) Bersubsidi jenis solar di kabupaten Takalar provinsi Sulawesi Selatan jadi ajang bisnis yang sangat menggiurkan, bagi pengusaha gelap untuk di timbun dan di distribusi ke oknum tertentu.Jum’at 26/7
SPBU 74.922.47 Panaikang Kelurahan Pattallassang Kecamatan Pattallassang kabupaten Takalar yang kerjasama sama penimbum BBM bersubsidi jenis solar untuk di timbun dan di jual di atas harga yang telah di tentukan oleh pemerintah.
Hasil investigasi lansung Pertamina Panaikang, terlihat banyak sepeda motor roda dua yang membawah jerigen 2 per satu motor untuk di isi BBM Bersubsidi jenis solar, dari pukul 07 : 00 pagi beroperasi hinggah siang jam 12: 00 WITA dan lanjut sore pukul 16:00 WITA hingga pukul 17:00 WITA dan di lanjut malam pakai mobil pick up, dan lampu Pertamina di matikan untuk mengelabui orang yang lewat dan petugas pukul 20:00 WITA sampai pukul 21:00 WITA.
Di ketahui bahwa tempat penimbunan para oknum tersebut itu tidak terlalu jauh dari Pertamina , dan itu terang terangan di lakukan pengangkutan memakai sepeda motor yang berulang Kali masuk kepertamina setiap harinya
Jangngankan Pertamina panaikang tetapi Pertamina Tepo Kelurahan mangadu kecamatan Mangarabombang (Marbo) yakni SPBU 74.922.01 itu pun demikian di lakukan dan ini sudah menjadi bisnis terang terangan siang hari bolong, yang di biarkan begitu saja oleh Aparat Penegak Hukum (APH) terkhusus polres Takalar,
Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Leksis Sulsel Alamsyah Rustam,.S.H, kembali angkat bicara ,”hebat dan luar biasa para oknum mafia BBM jenis solar di kabupaten Takalar, karna bisa menutup mata dan telinga para penegak hukum, terutama di Pertamina panaikang, Dum Truk saja yang Memeng di peruntukkan untuk pemakaian BBM Bersubsidi jenis solar tidak kebagian untuk mengisi, karna di dahulukan para anggota oknum mafia solar, ya..? kan ada uang isi jerigen, jadi kedua belah pihak memang saling menguntungkan, tapi yang buntung adalah masyarakat,
“Mafia BBM Bersubsidi jenis solar, yang memakai jasa sepeda motor dan membawah dua jerigen dengan membawah surat rekomendasi dari Desa/kelurahan untuk alasan pertanian, serta dari dinas perikanan dan kelautan untuk alasan para BBM Kapal pencari ikan, dan itu semua bohong besar, ungkap Alamsyah
“Kalau kita kalkulasi antara pengambilan BBM bersubsidi jenis solar yang katanya untuk pertanian itu tidak masuk akal, karna hari ini petani memakai Gas Elpiji 3 Kg untuk pompanisasi, hanya memakai BBM Bersubsidi jenis solar pada saat membajak sawah untuk traktor, dan saat bukan ini bukan musim membajak sawah, jadi itu hanya kamonflase para penimbung solar, Tutup Alamsyah Rustam.,S.H
