Majalengka, busernet.co.id // Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
“Pandanglah orang yang berada di bawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian. Hal itu lebih layak membuat kalian tidak mengingkari nikmat Allah yang ada pada kalian.” HR. Al-Bukhari (6490) dan Muslim (2963) dan ini lafazh beliau
Sering kali kita sudah merasa nyaman dengan kondisi kita tapi tahu-tahu rasa nyaman itu hilang dan berganti sesak disebabkan kita membandingkan yang kita punya dengan milik orang lain yang lebih di atas.
Dan jalan untuk hidup tenang bukan dengan memiliki materi seperti yang dimiliki oleh orang lain, karena jika cara ini ditempuh maka tidak ada habis-habisnya, sebab manusia tak mengenal kata puas. Tapi cara hidup tenang yang benar ialah dengan menjalankan isi kandungan hadits ini.
▪️ Asy-Syaikh Abdullah al-Bassam rahimahullah mengatakan,
الطمأنينة القلبية لا تحصل إلاَّ بحسن النظر، والقناعة بما قسم الله للعبد، فإذا قنع نفسه، وألهم شعوره بنعم الله تعالى عليه، حصلت له راحة نفسية، وطمأنينة قلبية
“Ketenangan hati tidak akan tercapai kecuali dengan memiliki cara pandang yang baik dan merasa cukup dengan rizki yang Allah bagikan untuk hamba. Jika seseorang membuat dirinya merasa cukup dan mengingatkan perasaannya dengan nikmat nikmat Allah yang ada padanya maka saat itu dia akan merasakan ketentraman jiwa dan ketenangan hati.”
(Taudhih al-Ahkam, VII/288)